SOAL – 1
Terdapat 2 model pembelajaran Pendidikan Tatap Muka
dan Pendidikan Jarak Jauh. Tentunya kedua model tersebut memiliki beberapa
perbedaan.
Perbedaan
dari sisi Pengajar (Guru/Dosen)
variabel
|
Pendidikan Tatap Muka
|
PJJ
|
Registrasi
|
Pengajar
terikat waktu
|
Pengajar
bebas memilih waktu
|
Pemilihan
program
|
Terpaket
pengajar harus mengambil seluruh jadwa yang di ajarnya
|
Pengajar
bebas memilih sesuai kebutuhan
|
Proses
pembelajaran
|
Terikat
jadwal pertemuan tatap muka
|
Bebas
menentukan jadwal mengajar
|
Pendekatan
pembelajaran
|
Dominan
tatap muka
|
Dominan
Jarak jauh
|
Jumlah
peserta didik
|
Terbatas
|
Masal
|
Peredaan dari
sisi peserta didik (siswa/mahasiswa)
variabel
|
Pendidikan Tatap Muka
|
PJJ
|
Registrasi
|
Peserta
didik terikat waktu
|
Peserta
didik bebas memilih waktu
|
Pemilihan
program
|
Terpaket,
peserta didik harus mengambil seluruh
mata kuliah
|
Peserta
didik bebas memilih sesuai kebutuhan
|
Proses
pembelajaran
|
Terikat
jadwal pertemuan tatap muka di bawah bimbingan pengajar
|
Bebas
menentukan jadwal belajar dan tatap muka dengan tutor
|
Pendekatan
pembelajaran
|
Dominan
tatap muka
|
Dominan
Jarak jauh
|
Jumlah
peserta didik
|
Terbatas
|
Masal
|
Bahan ajar yang digunakan
variabel
|
Pendidikan Tatap Muka
|
PJJ
|
media
|
Pengajar
maupun pendidik menggunakan media yang ada, yang sudah di sediakan di
ruanglingkup tempat pengajar mengajar, tempat pendidik belajar
|
Pengajar
maupun pendidik menggunakan media yang berbasis ICT untuk menunjang
pembelajaran PJJ
|
bahan
|
Pendidik
mendapatkan bahan ajar yang di fokuskan mengikuti kurikulum pendidikan
|
Pendidik
dapat memilih atau menentukan tingkatan ilmu pendidikannya sesuai dengan
tingkatan ilmunya masing masing
|
SOAL – 2
Peranan media pembelajaran sangat menentukan
keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran
model PJJ.
kriteria yang dibutuhkan dari sebuah media
pembelajaran agar dapat memenuhi kebutuhan proses belajar mengajar dalam PJJ ialah
1.
Access (aksesibilitas) Maksud dari
akses terhadap media adalah adanya ketersediaan dan kemudahan memperoleh atau
menggunakan media. Akses terhadap media ini harus dilihat dari dua sisi, yaitu:
sisi institusi penyelenggara PJJ dan sisi peserta didik/calon peserta didik.
Dalam PJJ seberapapun pentingnya bahan ajar yang akan disampaikan, dan
betapapun baiknya teknik penyampaiannya, akan menjadi sia-sia apabila peserta
didik tidak dapat menerimanya, hanya karena mereka tidak mempunyai akses
terhadap media yang membawa bahan ajar tersebut. Akses terhadap penggunaan
media oleh institusi PJJ juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan media.
Pengertia akses disini adalah ketersediaan sarana yang mendukung pengembangan
maupun penggunaan media tertentu, baik yang berasal dari dalam dan luar
institusi penyelenggara PJJ.
2.
Costs (biaya) Dalam menentukan
pilihan mengenai media apa yang akan digunakan dalam PJJ, faktor biaya
merupakan faktor yang tidak bisa dihindarkan. Banyak orang berpikir bahwa PJJ
berarti penyelenggaraan pendidikan dengan biaya murah, hal ini bisa saja benar
tetapi bisa juga tidak. Murah tidaknya penyelenggaraan PJJ tergantung pada
media apa yang digunakan dan berapa banyak jumlah peserta didiknya. Misalnya,
sebuah institusi PJJ memilih menggunakan video interaktif. Penggunaan media ini
akan terhitung mahal apabila digunakan untuk peserta didik yang berjumlah
sedikit, sebaliknya apabila jumlah peserta didiknya banyak, maka biayanya akan
menjadi lebih murah. Walaupun faktor biaya ini sangat penting untuk
dipertimbangkan dalam menentukan media yang akan digunakan, Bates (1995)
mengingatkan bahwa akan sangat berbahaya apabila para perancang PJJ hanya
memperhatikan masalah biaya yang dikeluarkan tanpa melihat keuntungan dari
penggunaan media yang dipilih.
3.
Teaching and Learning (proses dosenan
dan pembelajaran) Maksud dari proses dosenan dan pembelajaran adalah seajuh
mana sebuah media mampu membantu proses belajar mengajar, sehingga bisa
diketahui media apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran tersebut.
Sehingga tidak ada media yang tersedia menjadi sia-sia, karena tidak
dipergunakan atau tidak dapat membantu proses pembelajaran.
4.
Interactivity
(interaktifitas/komunikasi dua arah) Komunikasi dua arah ini biasanya
menggunakan media elektronik orang menyebutnya tutorial elektronik. Akan tetapi
penyelenggara PJJ harus mempertimbangkan kesulitan-kesulitan yang ada dalam
komunikasi dua arah ini. Sejauh mana sebuah media mampu memberikan komunikasi
dua arah dengan memahaminya sehingga bisa terjadi proses belajar mengajar.
Penyelenggara harus tahu apakah peserta didik yang ada bisa mengoperasikan
media yang digunakan oleh penyelenggara. Karena kendala-kendala teknis seperti
ini umumnya menjadi salah satu permasalahan dalam PJJ.
5.
Organisational Issues (permasalahan
organisasi) Hal penting yang sangat berpengaruh dalam pemilihan media untuk
pembelajaran adalah permasalahan yang ada dalam organisasi, maksudnya bila
penyelenggara PJJ akan menggunakan sebuah media dalam pembelajaran harus
mendapatkan dukungan dari semua unsur yang ada di organisasi tersebut. Karena
sebuah media akan sia-sia jika tidak ada yang bisa mengoperasikannya.
6.
Novelty (kemutakhiran) Media yang akan dipakai
sebagai media pembelajaran dianjurkan yang benar-benar mutakhir. Di samping itu
media pembelajaran juga harus bisa membuat peserta didik menjadi termotivasi
untuk belajar. Keadaan ini bisa terjadi jika media yang digunakan menarik untuk
dipakai peserta didik.
7.
Speed (kecepatan) Faktor terakhir
yang sangat berperan dalam pemilihan sebuah media adalah faktor kecepatan,
maksudnya secanggih apapun media yang dipakai jika penyampaian informasinya
lambat, maka informasi tersebut akan tidak berarti. Jadi dalam memilih media
pembelajaran penyelenggara PJJ harus bisa memilih media yang mempunyai
kecepatan dalam penyampaian informasi.
SOAL – 3
Melalui
Permendikbud No.24, PJJ telah diberikan ruang dan payung hukum untuk di kembangkan.
Faktor
pendukung perkembangan PJJ di Indonesia
ialah adanya media yang mengfasilitasi terjadinya PJJ, dimana PJJ dapat
dilakukan dimana pun kapan pun dan siapa pun. Hal yang paling di utamakan dalam
pendukung terjadinya PJJ ialah dengan adanya media ICT, yang saat ini sudah
dapat memenuhi kebutuhan untuk melakukan PJJ. Media ICT tersebut diantaranya
ialah, media visual, audio, audiovisual, kertas, dll.
Faktor kendala
perkembangan PJJ di Indonesia ialah, factor dimana keterbatasan media yang
tidak semua peserta PJJ memiliki media yang sama, namun dari itu semua PJJ
tetap dapat di lakukan akan tetapi kecil kemungkinan prosses ruang dan waktu
akan terhambat, kendala yang biasanya terjadi ialah manajemen ruang dan waktu
dimana peserta tidak dapat mengelolanya dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar